Trump: Jika Menyerang Assad, AS Harus Berhadapan dengan Rusia
Presiden AS terpilih Donald Trump telah mengkonfirmasi bahwa ia kemungkinan besar akan meninggalkan kebijakan pemerintah Obama terkait Suriah untuk mencari pendekatan yang mungkin dengan Rusia terkait Presiden Suriah Bashar al-Assad, demikian dilaporkan RT, Sabtu (12/11).
“Saya memiliki pandangan yang berlawanan dengan kebanyakan orang terkait Suriah,” kata Trump kepada Wall Street Journal dalam wawancara pertamanya sejak pemilu.
“Saat ini, Suriah sedang memerangi ISIS, dan kita harus menghancurkan ISIS. Sedangkan Rusia benar-benar bekerja sama dengan Suriah. Lalu kemudian ada Iran, yang menjadi berkuasa karena kita, dan bekerja sama dengan Suriah. Sementara kita mendukung kelompok pemberontak melawan Suriah, padahal kita tidak tahu siapa orang-orang ini,” kata Trump.
Trump mengingatkan bahwa jika AS menyerang Assad, “akhirnya kita akan berhadapan dengan Rusia, memerangi Suriah." Sang presiden terpilih menilai AS sebaiknya fokus melawan ISIS dibanding mengupayakan perubahan rezim di Suriah.
Sejak dimulainya perang Suriah, kebijakan luar negeri Barack Obama lebih fokus terhadap dukungan dan pelatihan kelompok pemberontak “moderat” yang diproyeksikan akan melawan kelompok teroris ISIS, kemudian dapat bertahan dan pada akhirnya bisa menggulingkan Assad. Pendekatan tersebut menemui jalan buntu tahun ini karena Washington gagal untuk memenuhi kewajibannya dalam perjanjian dengan Moskow untuk memisahkan pasukan pemberontak AS dari kelompok teroris internasional.
Banyak kabar yang menyebutkan bahwa senjata Amerika yang dipasok untuk kelompok pemberontak moderat sering berakhir di tangan kelompok ekstremis Suriah. Senjata-senjata tersebut malah digunakan oleh kelompok jihad untuk menyerang posisi warga sipil dan menempatkannya untuk melawan pasukan Suriah.